UPSI Digital Repository (UDRep)
|
|
|
Abstract : Universiti Pendidikan Sultan Idris |
Kajian ini bertujuan untuk mengenal pasti jenis dan bentuk kearifan tempatan bagi
kegunaan pemeliharaan perikanan lestari di kawasan konservasi zon pinggir pantai Teluk Mayalibit,
Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Republik Indonesia. Kajian ini menggunakan pendekatan
kaedah kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan soal selidik dan temu bual sebagai instrumen
kajian. Pemilihan sampel menggunakan pensampelan bertujuan dengan melibatkan 248 orang penduduk zon
pinggir pantai manakala 30 orang pemegang taruh bagi temu bual berstruktur dan tidak berstruktur.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, Rapid Appraisal Process (RAP), Multi
Dimensional Scaling (MDS) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Dapatan kajian menunjukkan bahawa
terdapat lima kearifan tempatan dikenal pasti termasuk ‘Sasi’ yang digunakan dalam pemeliharaan
perikanan lestari. Dapatan kajian juga menunjukkan kelestarian kearifan tempatan wujud melalui
nilai- nilai dimensi daripada analisis RAP MDS iaitu daripada dimensi sosial, ekonomi dan budaya
(50.85) yang dijana daripada 17 atribut, dimensi tadbir urus (53.31) daripada 10 atribut serta
dimensi ekologi perairan (51.04) daripada 10 atribut bagi penetapan kelestarian. Selain itu,
keutamaan pemeliharaan perikanan lestari kawasan konservasi zon pinggir pantai daripada dapatan AHP
menunjukkan terdapat tiga skala utama kearifan tempatan iaitu ekologi perairan (0.41), sosial
ekonomi dan budaya (0.32) serta tadbir urus (0.29). Kesimpulannya, ‘Sasi’ adalah bentuk kearifan
tempatan utama yang digunakan untuk perikanan lestari di kawasan konservasi zon pinggir pantai
Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat. Implikasi kajian ini ialah membantu dalam menambahbaik
perancangan pemeliharaan perikanan lestari di Wilayah Papua Barat serta membantu pihak berkuasa
negara Republik Indonesia dalam menguruskan serta mengekalkan kawasan konservasi zon pinggir
pantai tanpa meminggirkan
masyarakat setempat.
|
References |
Affandi, D., & Wulandari, P. (2012). An exploration local wisdom priority in public budgeting process of local government: Case study in East Java. International Journal Economy Research, 3(5), 61-76.
Ajzen, I. (2005). Attitude, personality and behaviour. New York: McGraw-Hill Education.
Akhmar, A., & Syarifuddin, M. (2007). Mengungkap kearifan lingkungan Sulawesi Selatan, PPLH Regional Sulawesi, Maluku dan Papua. Makassar: Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan Masagena Press.
Alasuutari, P. (1995). Researching culture: Qualitative method and cultural studies. Sage.
Anakotta, A.R.F., Bessie, D., & Anakotta, W. (2009). Kajian kelembagaan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat dengan kearifan lokal di Desa Bolok. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Kupang: Universitas Kristen Artha Wacana.
Anderson, R.M. (1986). American Law of Zoning 3d (Vol. 1). Lawyers Co-operative Pub. Co..
Anggoro, S. (2006). Modul Matrikulasi Pengelolaan Pesisir dan Laut. Semarang: Universitas Diponegoro.
Antariksa, (2009). Kearifan lokal dalam arsitektur perkotaan dan lingkungan binaan. Presented in Seminar Nasional “Kearifan Lokal (Local Wisdom) dalam Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Binaan”. PPI Rektorat Universitas Merdeka Malang, 7 Agustus 2009.
Antaryama, I.G.N. (2009). Bahasa alam, manusia dan arsitektur di daerah tropis lembab: Sebuah rujukan untuk perancangan arsitektur di Indonesia. Presented in Seminar Nasional “Kearifan Lokal (Local Wisdom) dalam Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Binaan PPI Rektorat Universitas Merdeka Malang, 7 Agustus 2009.
Arinardi, O.H. (1997). Status pengetahuan plankton di Indonesia. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 30, 63-95.
Astanto, J. H., Himawanto, D. A., Tjahjana, D., & Astuti, D. (2014). The effect of adding additives on the mixture of 80% methanol 96% 20% ethanol 10% as a renewable fuel to kerosene substitute. In Applied Mechanics and Materials (Vol. 660, pp. 416-420). Trans Tech Publications.
Ataupah, (2004). Peluang pemberdayaan kearifan lokal dalam pembangunan kehutanan. Kupang.
Azwar, S. (2005). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (Edisi kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Babcock, T.G. (1996). Kearifan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup: Implikasi untuk penelitian dan praktisi. Jurnal Pusat Studi Lingkungan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia: Lingkungan dan Pembangunan, 16(4), 311-325.
Bailey, C., & Zerner, C. (1992). Community-based fisheries management institutions in Indonesia. Maritime Anthropological Studies, 5, 1-17.
Bawole, R., Pattiasina, T. F., & Kawulur, E. I. J. (2014). Coral-fish association and its spatial distribution in Cenderawasih Bay National Park Papua, Indonesia. Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation-International Journal of the Bioflux Society (AACL Bioflux), 7(4), 251-254.
Biro Pusat Statistik (2013). Jumlah penduduk Kebupaten Raja Ampat, 2010 – 2016. Di akses dari https://rajaampatkab.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/45 pada 2 April 2017.
Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (1982). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. 13th Edition. Michigan: Allyn & Bacon, Inc.
Boli, J. (2014). New citizens for a new society: The institutional origins of mass schooling in Sweden (Vol. 9). Elsevier.
Boonpanya, B. (2006). Concept of local culture: Bangkok: Duean Tula Printing Bowen, B, Frankic, A. & Davis, M. (2006). Human development and resources use in the coastal zone: Influences on human health. Oceanography, 19(2), 62-71.
Bunch, R. (1991). Dua tongkol jagung: Pedoman pengembangan pertanian berpangkal pada rakyat. Jakarta: Yayasan Obor.
Caillaud, A., Boengkih, S., Evans-Illidge, E., Genolagani, J., Havemann, P., Henao, D., Kwa, E., Llewell, D., Ridep-Morris, A., Rose, J., Nari, R., Skelton, P., South, R., Sulu, R., Tawake, A., Tobin, B., Tuivanuavou, S., & Wilkinson, C. (2004). Tabus or not taboos? How to use traditional environmental knowledge to support sustainable development of marine resources in Melanesia. SPC Traditional Marine Resource Management and Knowledge Information Bulletin 17.
Carter, R.W. (1988). Coastal environment: An introduction to the physical, ecological and cultural system of coastlines. San Diego: Acad. Press, Inc.
Chapman, D. (1987). Planning for conjunctive goals. Artificial intelligence, 32(3), 333-377.
Cheng, Y.C. (2002). Fostering local knowledge and wisdom in globalized education: multiple theories. The 18th International Conference on “Globalization and Localization Enmeshed: Searching for a Balance in Education”, Bangkok, November 18-21, 2002:
Cinner, J.E., Sutton, S.G., & Bond, T.G. (2007). Socioeconomic thresholds that affect use of customary fisheries management tools. Conservation Biology, 21(6),1603–1611.
Clark, C.W. (1985). Bioeconomic modelling and fisheries management. New York: John Wiley & Sons.
Cohen, P.J., & Foale, S.J. (2013). Sustaining small-scale fisheries with periodically harvested marine reserves. Marine Policy, 37, 278–287.
Consevation International (2003). Laporan kegiatan research award di Pulau Waigeo, Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua. Seri Penelitian 6. Jakarta:
Conservation International Indonesia.
Cresswell, J.W. (1998). Qualitative inquiry and research design, choosing among five traditions. California: Sage Publication.
Dahliani, D. & Setijanti P. (2015). Local wisdom in built environment in globalization era. International Journal of Education and Research, 3(6), 157- 166.
Dahuni, R., Sitepu, M.J., & Dutton, I.M. (1999). Building Intergrated Coastal Management Capacity in Indonesia: The contribution of MREP. Dalam Proceedings Oceanology International Conference (IO 99), 27-29 April 1999, Singapora, 223-237.
Dahuri, R. (2002). Membangun kembali perekonomian indonesia melalui sektor perikanan dan kelautan. Jakarta: Lembaga Informasi dan Studi Pembangunan Indonesia.
Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman hayati laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P., & Sitepu, M.J. (1996). Pengelolaan sumber daya wilayah pesisir & lautan secara terpadu. Jakarta: PT Pradnya Paramitha.
Departemen Kelautan dan Perikanan (2005). Recana Strategis (Renstra). Diakses dari [http://infohukum.kkp.go.id/index.php/hukum/download/577/?type_id=1
Dinas Kelautan & Perikanan Kabupaten Raja Ampat (2012). Rencana pengelolaan taman pulau-pulau kecil Daerah Raja Ampat. Data dan Analisis. Kabupaten Raja Ampat: DKP
Dinas Kelautan & Perikanan Kabupaten Raja Ampat (2006). Laporan tahunan DKP Kabupaten Raja Ampat, Papua.
Dinas Perikanan Kebupaten Raja Ampat (2013). Data produksi perikanan Kabupaten Raja Ampat selama tiga tahun. Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat.
Donnelly, R., Neville, D., & Mous, P.J. (2003). Report on a rapid ecological assessment of the Raja Ampat Islands, Papua, Eastern Indonesia Held October 30–November 22, 2002. Bali: The Nature Conservancy.
Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air, bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan. Kanisius.
Ellen, R., Parkes, P., & Bicker, A. (2005). Indigenous environmental knowledge and its transformations. Singapore: Harwood Academic Pubhlishers.
FAO (1995). Code of conduct for responsible fisheries. Rome UN: Fisheries and Aquaculture Department.
FAO (2002). Indigenous and tribal people: Building on biological and cultural diversity for food and livelihood security. Diakses dari http://www.fao.org/docrep/016/md974e/md974e.pdf, pada 1 April 2017.
FAO (2003). Aspects of sea safety in the fisheries of Pacific island countries. FAO Fisheries Circular C993. Diakses dari http:fao.org/DOCREP/006/ Y5121E/Y5121E00.HTM pada 2 April 2017.
FAO (2013). The state of World Fisheries and Aquaculture. Diakses dari [http://www.fao.org/3/a-i1820e.pdf pada 2 April 2017.
Fauzi, A. (2006). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Fauzi, A., & Anna S. (2005). Pemodelan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan untuk Analisis Kebijakan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Foale, S., & Manele, B. (2004). Social and political barriers to the use of marine protected areas for conservation and fishery management in Melanesia. Asia Pacific Viewpoint, 45(3), 373-386.
Fowler, A. (1992). prioritizing institutional development a new role for NGO centres for study and development. London: Sustainable Agricultural Programme Gate Keeper Series.
Gadgil, M., Berkes, F., & Folke, C. (1993). Indigenous knowledge for biodiversity conservation. Ambio, 22(2-3),151-156. Gilbert, J., & Vellinga, P. (1990). Coastal zone management.
Gobyah, I.K. (2003). Berpijak pada kearifan lokal. Bali Post Online. Diakses dari http://www.balipost.co.id/BALIPOSCETAK/2003/9/17/bd3.htm, pada 1 April 2017.
Gordon, H. S. (1954). The economic theory of a common-property resource: the fishery. Journal of political economy, 62(2), 124-142.
Green, E. P., Mumby, P. J., Edwards, A. J., & Clark, C. D. (2000). Remote sensing handbook for tropical coastal management: Coastal management sourcebooks 3. Paris: UNESCO.
Grenier, L. (1998). Working with indigenous knowledge: A guide for researchers. IDRC.
Guilford, J.P. (1956). The Structure of Intellect. Psychological Bulletin, 53(4), 267- 293.
Hadi, A.S. (1989). Evolusi dan kedinamisan ruang. Selangor: Universiti Kebangsaan Malaysia.
Hadiaty, R. K., Allen G. A., & Erdman M. V. (2012). Keanekaragaman jenis ikan di Teluk Arguni, Kaimana, Papua Barat. Jurnal Fauna Tropika, 21(2), 35-42.
Halpern, B.S., & Warner, R.R. (2002). Marine Reserves Have Rapid and Lasting Effects. Ecology Letters, 5, 361–366.
Handayani, S. (2008). Kajian terhadap bentuk-bentuk kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya pesisir di Kabupaten Raja Ampat-Provinsi Papua Barat. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.
Handayani, S. (2016), Prioritas kebijakan penyuluhan perikanan dalam pengelolaan lingkungan di KKLD Teluk Mayalibit Provinsi Papua Barat, Disertasi, Universitas Diponegoro Semarang.
Hartono, T.T., Kodiran, T., Iqbal, M. A. & Koeshendrajana, S. (2005). Pengembangan teknik Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH) untuk penentuan indikator kinerja perikanan tangkap berkelanjutan di Indonesia. Buletin Ekonomi Perikanan, 6(1), hal.65-76
Haverkort, B. (1993). Agricultural development with a focus on local resources: ILEIA’s view on indigenous knowledge. Dalam Warren, D. M., Brokensha, D. & Slikkerveer, L. J., (Eds.). Indigenous Knowledge Systems: The Cultural Dimensions of Development. London: Kegan Paul.
Hendro Ari, W., Wasino & Dewi Lisnoor, S. (2012). Kearifan lokal dalam menjaga lingkungan hidup (Studi Kasus Masyarakat di Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus). Journal of Educational Social Studies, 1(1), 25-30.
IFAD (2003). Laporan Akhir Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat. Diakses dari http://ccdp-ifad.org/mis2/alam/inventory/6.pdf pada 2 April 2017.
IFAD (Indigenous peoples and Sustainable Development) (2017). Roundtable discussion paper for the twenty-fifth anniversary session of ifad's governing council. Diakses dari http://www.ifad.org/gbdocs/gc/26/e/ip.pdf, pada 2 April 2017.
Inman, D. L., & Brush, B. M. (1973). The coastal challenge. Science, 181, 20-32. Isaac, G. (2002). What Is Wisdom? diakses dari http://www.isangate.com/local/ Knowledge.html, pada 2 April 2017.
Jamaluddin, M.J. (1996). Impak pembangunan terhadap alam sekitar. Selangor: Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia.
Jamaluddin, M.J. (2000a). Environmental management 2000 proceedings national seminar on environmental management issues and challenges in Malaysia. Selangor: Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia.
Jamaluddin, M.J. (2000b). Pengurusan persekutuan di malaysia isu dan cabaran. Selangor: Universiti Kebangsaan Malaysia
Jessamy, V. & Turner, K. (2003). Modelling community response and perception to natural hazards: lessons learnt from hurricane lenny 1999. Centre for Social and Economic Research on the Global Environment (CSERGE) working paper EDM 03-06.
Johnson, R.A., & Wichern, D.W. (2007). Applied multivariate statistical analysis. 6th edition. New York: Pearson.
Jones, B., Shimlock, M., Erdmann, M.V. & Allen, G.R. (2011). Diving Indonesia’s Bird’s Head Seascape. Bali: Conservation International.
Kagoda, A.M. (2009). Integrating appropriate indigenous knowledge in the geography lesson in secondary school of Uganda. Current Research Journal of Social Sciences, 1(3), 117-122.
Kavanagh, P. (2001). Rapid Appraisal of Fisheries (Rapfish) project. Rapfish Software Descrition (for Microsoft excel). University of British Columbia, Fisheries Center. Vancouver.
Kavanagh, P. & Pitcher, T. J. (2004). Implementing Microsoft Excel Software for Rapfish: A technique for the rapid appraisal of fisheries status. Columbia: The Fisheries Centre, University of British Columbia. ISSN 1198-672.
Kelleher, G. (1999). Guidelines for marine protected areas. Gland and Cambridge: IUCN.
Keraf, S.A. (2002). Etika lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, PT. Kompas Media Nusantara.
Ketchum, B.H. (1972). The water's edge: Critical problems of the coastal zone. MIT Press.
Khazali, M., Mondong, M., & Suraji (2011). Profil jejaring kawasan koservasi Perairan Raja Ampat: Membangun dan mengelola secara bersama. Jakarta: Coremap II, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kissya, E. (1993). Sasi aman haru-ukui: Tradisi kelola sumberdaya alam lestari di Haruku. Sari Pustaka Khasana Budaya Lokal, Yayasan Sejati: Jakarta.
Koentjaraningrat. (1987). Anthropology in Indonesia. Journal of Southeast Asian Studies, 217-234.
Kongprasertamorn, K. (2007). Local wisdom environmental protection and community development: The clam farmers in Tambon Bangkhunsai, Phetchaburi Province, Thailand. Manusya: Journal of Humanities, 10(1), 1-10.
Kusnadi (2007). Strategi hidup masyarakat nelayan. Yogyakarta: Penerbit LKIS.
Kuwati, M.M., & Mangimbulude, J.C. (2014). Konservasi berbasis kearifan lokal (Studi Kasus: Sasi di Kabupaten Raja Ampat). Dalam Prosiding Seminar Nasional Raja Ampat, Waisai 12-13 Agustus 2014, Kajian Lingkungan, Konservasi, dan Biota Laut
Lam, M. (1998). Consideration of customary marine tenure system in the establishment of marine protected areas in the South Pacific. Ocean & Coastal Management, 39, 97-104.
Lane, M. B., Ross, H., Rickson, R. E. & Dale, A. P. (2003). Sacred land, mineral wealth, and biodiversity at Coronation Hill, Northern Australia: indigenous knowledge and SIA. Impact Assessment and Project Appraisal, 21, 89–98.
Lazuardi, M.E., Huffard, C. & Tjandra, K. (2010). Persepsi masyarakat di kawasan konservasi laut daerah Kabupaten Raja Ampat, Indonesia. Bali: Conservation International Indonesia, ISBN 978-602-8901-04-8.
Legendre, P. & Legendre, L. (1983). Numerical ecology. Third English Edition. Elsevier.
Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic inquiry (Vol. 75). Sage.
Lokollo, G. (1998). Operasi manajemen kualitas terpadu untuk penelitian. Widyanuklida, 1(1), Februari 1998. Diakses dari [http://jurnal.batan.go.id/index.php/widyanuklida /article/view/1953/1849 pada 5 April 2017.
Mansoben, J.R. (2003). Konservasi sumber daya alam papua ditinjau dari aspek budaya. Jurnal Antropologi, 2(4), 1-12.
Mansoben, J.R. (2010). Kebudayaan dan pembangunan dalam kerangka otonomi khusus. Simposium Nasional Papua: “Menuju pembangunan berbasis masyarakat yang berkelanjutan”. April 7-9. Jakarta. Margono, S. (1999). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta McKenna, S.A., Allen, G.R., & Suryadi, S. (2002). A marine rapid assessment of the Raja Ampat Islands, Papua Province, Indonesia. RAP Bulletin of Biological Assessment 22. Conservation International. Bali-CI.
McLeod, E., Szuster, B., & Salm, R. (2009). Sasi and marine conservation in Raja Ampat, Indonesia. Coastal Management, 37(6), 656-676.
Mentansan, G. (2013). Etnografi Papua. Kepel Press: Yogyakarta
Miles, B.B., & Huberman, A.M. (1992). Analisa data kualitatif. Jakarta: UI Press. Moleong, L.J. (2000). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mondal, M.S.H. (2015). Disaster management through indigenous wisdom: Voice from the people of Erendabari Char. Journal of South Asian Disaster Studies, 27-36.
Muehlig-Hofmann, A. (2007). Traditional authority and community leadership: Key factors in community-based marine resource management and conservation. SPC Traditional Marine Resource Management and Knowledge Information Bulletin, 21, 31-44.
Mungmachon, R. (2012). Knowledge and local wisdom: Community treasure. International Journal of Humanities and Social Sciences, 2(13), 174-181.
Myers, R.A., & Worm B. (2003). Rapid worldwide depletion of predatory fish communities. Nature, 15, 280-283.
Na Thalang, E. (2001). Isaan wisdom. Bangkok: Amarin Printing and Publishing.
Nababan (2003). Pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat adat tantangan dan peluang. Diakses http//dte.gn.org.makalah ttg psda-berbma di pplh ipb.htm pada 2 April 2017.
Nakhornthap, S. (1996). Report of the study on patterns of process in promoting teacher and school participation for prevention and solution of problems concerning child labor in Thailand. Journal of Research on Humanities Information Study. Office of the National Education Commission.
Nasir, N., Mohmadisa, H., Mohamad Suhaily Yusri, C.N., Yazid, S., Kamarul, I., & Zahid, M.S. (2013). Perubahan pembangunan guna tanah zon pinggir pantai di Negeri Perak: Dapatan dari sistem maklumat geografi dan matriks landskap. Jurnal Geografi, 1(2), 71-79.
Nazir, M. (2005). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nijkam, P. (1980). Environmental policy analysis, operational methods and models. New York: John Wiley and Sons.
Nikijuluw, V.P.H. (1994). Sasi sebagai pengelolaan sumberdaya berdasarkan Komunitas (PSBK) di Pulau Saparua, Maluku. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, 93, 79-92
Nikijuluw, V.P.H. (2002). Rezim pengelolaan sumberdaya perikanan. Jakarta: Penerbit P3R dan PT Pustaka Cidesindo.
Nikijuluw, V.P.H. (2005). Politik ekonomi perikanan: Bagaimana dan kemana bisnis perikanan. Jakarta: Penerbit PT. FERACO.
Nordic Council of Ministers (2015). Local knowledge and resource management: On the use of indigenous and local knowledge to document and manage natural resources in the Arctic. Kobenhavn, Denmark: Rosendahls-Schulz Grafisk.
Nurani, T.W. (2003). Proses hirarki analitik: Suatu metode pendekatan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan kompleks di bidang perikanan dan kelautan. Bogor: DPSDP FPIK Institut Pertanian Bogor.
Nybakken, J.W. (1992). Biologi laut suatu pendekatan ekologis. Jakarta: PT Gramedia.
Odada, E.O. (2006). Lake Baringo: Addressing threatened biodiversity and livelihoods. Lakes & Reserviors, 11(4), 287-299.
Othman, L. (2014). Penyelidikan kualitatif: Pengenalan kepada teori dan metode. Tanjong Malim: Penerbit Universiti Pendidikan Sultan Idris.
Parnell, P.E., Lennert-Cody, C.E., Geelen, L., Stanley, L.D. & Dayton, P.K. (2005). Effectiveness of a small marine reserve in Southern California. Marine Ecology Progress Series, 296, 39–52.
Patton, M.Q. (1990). Qualitative evaluation methods. Beverly Hills: SAGE Pemerintah Kabupaten Raja Ampat (2006). Atlas sumber daya pesisir Kabupaten Raja Ampat-Provinsi Irian Jaya Barat. Pemerintah Kabupaten Raja Ampat Kerjasama dengan Konsorsium Atlas Sumberdaya pesisir Kabupaten Raja Ampat, Papua.
Polunin, N.V.C., & Roberts, C. (eds.) (2013). Reef fisheries. Wiltshire: Springer Science & Business Media, BV.
Primyastanto, M., & Sahri, M. (2011). Kearifan lokal untuk pengelolaan sumberdaya ikan lebih tangkap. Malang: PPS UB.
Primyastanto, M., Muhammad, S., & Soemarno, E.A. (2013). Fisheries resources management by empowering the local wisdom in Madura Straits. Research on Humanities and Social Sciences, 3(6), 13-21.
Ridwan, N.A. (2007). Landasan keilmuan kearifan Lokal. Jurnal STAIN, Purwokerto.
Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2008). Perilaku organisasi organizational behavior. Edisi 12 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Roberts, C. M., Hawkins, J. P., & Gell, F. R. (2005). The role of marine reserves in achieving sustainable fisheries. Philosophical Transactions of the Royal Society of London B: Biological Sciences, 360(1453), 123-132.
Rochette, J. (2010). Coastal zone definition and geographic coverage of the ICZM protocol issues. Makalah dipresentasikan pada 2nd Ad Hoc Legal and Technical Working Group dalam rangka ICZM Protocol tanggal 6-7 Desember 2010 di Mombasa Kenya.
Saaty, R.W. (1987). The Analytic Hierarchy Process-What it is and how it is used. Mat/d Modelling, 9(3-5), 161-176.
Saaty, T. L. (1993). The analytic hierarchy process: a 1993 overview. Central European Journal of Operation Research and Economics, 2(2), 119-137.
Saaty, T.L. & Vargas, G. (1994). Decision making in economic, political, social and technological enviroments, AHP Series, Volume VII. Pittsburgh: ExpertChoice Inc.
Saaty, T.L. (1991). Response to Holder's comments on the analytic hierarchy process. The Journal of the Operational Research Society, 42(10), 909-914.
Saffache, P., & Angelelli, P. (2010). Integrated coastal zone management in small islands: A comparative outline of some islands of the Lesser Antilles. Revista de Gestão Costeira Integrada-Journal of Integrated Coastal Zone Management, 10(3).
Sanafiah, F. (1990). Penelitian kualitatif dasar-dasar dan aplikasi. Malang: Y A3.
Sartini, N. W. (2004). Menggali kearifan lokal nusantara sebuah kajian filsafati. Jurnal Filsafat, 37(2), 111-120.
Satria, A. (2002). Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta: Penerbit PT. Pustaka Cidesindo.
Satria, A., & Matsuda, Y. (2004). Decentralization of fisheries management in Indonesia. Marine Policy, 28(5), 437-450.
Scholz, A.A., Bonzon, K., Fujita, R., Benjamin, N.,Woodling, N,. Black. P., & Steinback, C. (2003). Participatory socio economic analysis: Drawing on fishermen’s knowledge for marine protected area planning in California. Journal Marine Policy, 28, 335–349.
Scott, J.C. (1998). Seeing like a state: How certain schemes to improve the human condition have failed. New Haven, CT: Yale University Press.
Setboonsang, S. (2006). Seven steps to sufficiency economy. Bangkok: Witeesuk Foundation
Slovin, E. (1960). Slovin's formula for sampling technique. Retrieved on February, 13, 2013.
Subani, W., & Barus, H. R. (1989). Alat penangkapan ikan dan laut di Perairan Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 50 tahun 1988/1989. Edisi Khusus.
Sugiyono (2006). Metode penelitian kuantitatf, kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit. CV. Alfabeta.
Suhartini (2009). Kajian kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Diakses dari http://staff.uny.ac.id pada 10 April 2017.
Supriharyono (2000). Pelestarian dan pengelolaan sumber daya alam di wilayah pesisir tropis. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Supriyadi, B. (2002), Pengaruh beban hidup dinamik pada struktur lantai gedung berbentang panjang, laporan penelitian hibah bersaing IX/2, LP-UGM. Yogyakarta
Susilo, S.B. (2009). Kondisi stok ikan perairan pantai selatan Jawa Barat. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan, 16, 39-46.
Susilowati, I. (2006). Keselarasan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan bagi manusia dan lingkungan.
Sutrisno, L. (1990). The remediation of weaknesses in physics concepts among secondary school students in West Kalimantan (Doctoral dissertation, Monash University).
Suyatno, S. (2011). Revitalisasi kearifan lokal sebagai upaya penguatan identitas keindonesiaan. Diakses http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/136 pada 2 April 2017. Swingle, H. S. (1968). Biological means of increasing productivity in ponds. FAO Fish. Rep, 44(4), 243-257.
Syufri, A. (2005). Memberdayakan sumber daya manusia petani-nelayan. Harian Haluan. Senin, 26.
Taylor, S.J., & Bogdan, R. (1984). Introduction to qualitative research methods: The search for meaning.
Thailand Research Fund (2009). Characteristics and types of community knowledge. Diakses dari http://www.trf.or.th/News/Content.asp?ART_ID=184 pada 1 April 2017.
Thorburn, C.C. (2000). Changing customary marine resources management practise and institusions: The case af Sasi Lola in The Kei Island, Indonesia. World Dev., 28,1461-1479.
Tibby, J., Lane, M. B., & Gell, P. A. (2008). Local knowledge and environmental management: a cautionary tale from Lake Ainsworth, New South Wales, Australia. Environmental Conservation, 34 (4), 334–341.
TNC & WWF (2003). Report on a rapid ecological assessment of The Raja Ampat Island, Papua, Eastern Indonesia. Held October 30 – November 22, 2002.
UNDESA (2014). How ocean-s and seas-related measures contribute to the economic, social and environmental dimensions of sustainable development: Local and regional experiences. Diakses dari http://www.iasea.org/sites/default/files/oceans0614_0.pdf pada 13 April 2017.
UNESCO (2017). Teaching and learning for a sustainable future. Module II: Indigenous knowledge and sustainability. Diakses dari http://www.unesco.org/education /mods/theme_c/mod11.html, pada tanggal 2 April 2017.
Uphoff, N. (1992). Menyesuaikan projek pada manusia. Dalam Icernea, M.M (eds) (1988). Mengutamakan Manusia di dalam Pembangunan: Variabel-variabel di dalam Pembangunan Pedesaan (Publikasi Bank Dunia).
Valdes, A.A.J. & Hatcher, G.B. (2010). A new typology of benefit from marine protected areas. Marine Policy, 34, 635-644.
Vari, A. (2002). Public involvement in flood risk management in Hungary. Journal of Risk Research, 5(3), 211-224.
Veron, J. E. N. (1995). Corals in space and time: the biogeography and evolution of the Scleractinia. Cornell University Press.
Veron, J. E. N. (2009). A reef in time: Great barrier reef from beginning to end. Massachusetts: Harvard University Press.
Wahyono, A., Patji, A.R., Laksono, D.S., Indrawasih, R., & Sudiyono, A.S. (2000). Hak ulayat laut di Kawasan Timur Indonesia. Media Pressindo, Yayasan Adikarya Ikapi dan The Ford Foundation. Yogyakarta.
Wahyudin, Y. (2003). Sistem sosial ekonomi dan budaya masyarakat pesisir. Bogor: PKSPL-IPB.
Wallace, D. (1998). Coral reefs and their management. Diakses dari http://www.cep.unep.org pada 20 April 2017.
Wanma, M., Lamatenggo, Y., Bengen, D.G., Djawad, M.E., Malik, R., Rahardjo, A. & Najmudin, D. (2009). Profil ragam wisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Kabupaten Raja Ampat: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut (P4L).
Warren, D.M. (1991). Using indigenous knowledge in agricultural development, World Bank discussion paper, 127. Washington DC: The World
Wenzel, L., Gass, J., D'Ioro, M., & Blackburn, J. (2013). A national perspective on the role of Marine Protected Areas in sustaining fisheris. Fisheries Research, 144, 23-27.
Zainun, N., & Naim, D. M. (Eds.). (2014). Merekayasa kearifan tempatan: Budaya, pelancongan, arkeologi dan sejarah. Penerbit Universiti Sains Malaysia.
Zerner, C. (1994). Through a green lens: The construction of customary environmental law and community in Indonesia's Maluku Islands. Law And Society Review, 1079-1122.
|
This material may be protected under Copyright Act which governs the making of photocopies or reproductions of copyrighted materials. You may use the digitized material for private study, scholarship, or research. |