UPSI Digital Repository (UDRep)
|
|
|
Abstract : |
Sejak tahun 1897, orang Cina-peranakan di Indonesia sudah menghasilkan 3,000 buah karya dalarn bahasa Melayu, yang lebih sesuai dipanggil Bahasa Melajoe tionghoa. Mereka telah diasirnilasi, dinaturalisasi atau melalui pembauran dengan bangsa pribumi di Indonesia seperti kelompok Java, Makassar dan lain-lain yang menyebabkan rnereka dipanggil peranakan. Walaupun begitu kesetiaan mereka masih disangsi sehingga hari ini. Melalui kajian novel yang ditulis oleh Thio Tjin Boen, salah seorang daripada penulis Cina-peranakan yang rnenulis di antara 1885-1940, akan meninjau persoalan identiti Cina-Peranakan yang berkaitan dengan persepsi mereka terhadap tradisi dan budaya kelornpok Java. Persepsi negative dan positif yang dipaparkan dalam diskusi, Thio Tjin Boen tentang identity hybrid mereka, dapat dikesan dalam sorotan terhadap perkahwinan campur antara orang Cina-peranakan dan orang pribumi di Indonesia. Segala peruntungan, perenungan dan kerumitan yang dialami oleh karektor-karektor atau dihuraikan oleh pengarang, rnembayangkan kutbah yang mengancam identity hybrid dan sudah rnenjadi larnbang kehidupan mereka dalam dunia Melayu. Kertas ini akan fokus pada penelitian karektor, penggunaan trop dan celahan pengarang dalam teks yang disebut dengan rujukan kepada diskusi budaya yang akan memberi pernahaman yang lebih rnendalam terhadap persepsi orang Cina-peranakan terhadap isu perpaduan. |
This material may be protected under Copyright Act which governs the making of photocopies or reproductions of copyrighted materials. You may use the digitized material for private study, scholarship, or research. |